materi kuliah
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEJARAH PERKEMBANGAN DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
A. Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Ada beberapa alasan mengapa bahasa Melayu yang dipilih,antara lain :
- Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan. Bukti bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa penghubung ialah dengann diteukannya berbagai presasti.
- Bahasa Melayu sudah banyak dikenal oleh masyarakat.
- Sistem bahasa Melayu sederhana dan mudah dipelajari.
- Bahasa Melayu memiliki sifat terbuka untuk menerima pengaruh bahasa lain.
- Suku – suku di Indonesia, misal suku Jawa, suku Sunda, dan lainnya dengan sukarela menerima bahas Melayu sebagai bahasa nasional.
- Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Secara resmi, bahasa Melayu diangakat sebagai bahasa Indonesia tercatat pada teks sumpah pemuda, yyakni tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan dengan diadakannya Kongres Pemuda.
Berbagai peristiwa kemudian mengiringi bahasa Idonesia, baik dalam kedudukannya sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa negara. Peristiwa tersebut antara lain :
- Lahirnya ejaan resmi bahasa Melayu
- Berdirinya Commissie woor de Volkslectuur (Taman Bacaan Raakyat) pada tahun 1908
- Terselenggaranya Kongres Pemuda
- Terbitnya Majalah Poejangga Baroe tahun 1933
- Ditanatanganinya UUD 1945 yang didalamnya tercantum pengakuan bahasa Indonesia
- Lahirnya Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen pada tanggal 19 Maret 1947
- Lahirnya EYD pada tanggal 16 Agustus 1972
- Ditetapkannya Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah pada tanggal 31 Agustus 1972 oleh Menteri Pendidikan dan Keudayaan RI.
Selain itu, juga diadakan Konngres Bahasa Indonesia yang diadkan setiap 5 tahun sekali. Berikut adalah Kongres Bahasa Indonesia yang doselenggarakan secara berturut – turut :
1. Kongres Bahasa Indonesia I ( Solo, 25 – 28 Juni 1938 )
2. Kongres Bahasa Indonesia II ( Medan, 28 Oktober – 2 November 1954 )
3. Kongres Bahasa Indonesia III ( Jakarta , 28 Oktober – 2 November 1978)
4. Kongres Bahasa Indonesia IV ( Jakarta, 21 – 26 November 1983)
5. Kongres Bahasa Indonesia V (Jakarta, 28 Oktober – 3 November 1988)
Kongres ini dihadiri oleh sekitar tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh nusantara dan tamu dari negeri sahabat. Kongres ini ditandai dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang berupa (1) Kamus Besar Bahasa Indoonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
6. Kongres Bahasa Indonesia VI (Jakarta, 28 Oktober – 2 November 1993)
Dalam Kongres ini disepakati agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia ,serta mengusulkan disusunnya Undang – Undang Bahasa Indonesia.
7. Kongres Bahasa Indonesia VII ( Jakarta, 26 – 30 Oktober 1998)
Pada Kkongres ini mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
8. Kongres Bahasa Indonesia VIII ( Jakarta, 14 – 17 Oktober 2003 )
9. Kongres Bahasa Indonesia IX (Jakarta , 28 Oktober – 1 November 2008)
B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
1. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan, yakni :
a. Sebagai bahasa persatuan
Hal ini sesuai dengan butir ketiga dalam teks Sumpah Pemuda. Berarti bahwa bahasa Indoonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional.
b. Sebagai bahasa negara
Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam UUD 1945 Bab XV, Pasal 36 mengenai kedudukan bahasa Indonesia.
HAKIKAT FUNGSI DAN RAGAM BAHASA INDONESIA
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul” HakikatFungsi dan Ragam Bahasa”.Makalah ini berisi tentang pengertian bahasa, macam-macam bahasa, dan ragam bahasa. Makalah ini dapat memberikan informasi tentang “Hakikat Fungsi dan Ragam Bahasa”.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Tegal, 20 september 2011
I. Latar belakang
Sebagian besar anak Indonesia mulai kehidupannya sebagai anak daerah. Mereka berkembang dan belajar mengenali sekitarnya melalui bahasa daerahnya. Melalui bahasa daerah itu mereka belajar berperilaku dan bersikap sebagai insan daerah disekitarnya. Namun, disamping itu mereka juga anak Indonesia yang harus tumbuh menjadi warga negara Indonesia yang baik. Karena itu fungsi utama pendidikan sekolah dasar ialah mengindonesiakan mereka.
Dalam proses pengindonesiaan itu sangat pentinglah peranan bahasa Indonesia. Hal ini harus disadari dengan sungguh-sungguh oleh semua guru. Disamping itu bahasa Indonesia sangat diperlukan untuk menguasai mata pelajaran yang diajarkan. Karena itu jika anak-anak tidak berhasil menguasai kemampuan berbahasa Indonesia yang memadai sulitlah bagi mereka untuk mencapai prestasi belajar yang baik dalam mata pelajaran yang lain.
Tentu saja dalam melaksanankan pengajaran bahasa Indonsia di SD sangat banyak masalah yang dihadapi guru. Beberapa diantaranya disebabkan oleh latar belakang bahasa daerah anak.
II. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini,ialah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian bahasa?
2. Sebutkan macam-macam sifat bahasa !
3. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
4. Sebutkan macam-macam ragam bahasa !
III. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Adapun tujuan yang ingin dicapai ialah:
1. Dapat menjelaskan hakikat bahasa Indonesia.
2. Dapat menjelaskan fungsi bahasa Indonesia.
3. Dapat menjelaskan ragam bahasa Indonesia.
4. Dapat membedakan ragam baku dan tidak baku.
5. Dapat membedakan ragam tulis dan lisan.
6. Dapat membedakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
IV. PEMBAHASAN
Pengertian Bahasa
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia perlu berinteraksi dengan manusia yang lain. Pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui, maka interaksi itu terasa semakin penting. Kegiatan interaksi ini membutuhkan alat,sarana,atau media yaitu bahasa. Sejak saat itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media.
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Bentuk dasar bahasa adalah ujaran. Menurut Santoso, dkk mengatakan bahwa ujaranlah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata atau tidak yang berwujud maupun yang kasat mata, situasi dan kondisi yang lampau, kini, maupun yang akan datang. Menurut Keraf bahasa itu meliputi 2 bidang yaitu: bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap atau makna yang tersirat dalam arus bunyi tadi, dan arus bunyi itu dinamakan arus-ujaran. Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey (1986:12).
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.Sementara Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf. Pendapat terakhir dari makalah singkat tentang bahasa ini diutarakan oleh Soejono (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
Sifat-sifat bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni:
~ Sistematik : Bahasa dikatakan bersifat sistematik karena bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya.
~ Mana suka : Bahasa disebut mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar .
~ Ujaran : Bahasa disebut ujaran karena media bahasa yang terpenting adalah bunyi
~ Manusiawi : Bahasa disebut manusiawi karena bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya, bukan makhluk lainnya.
~ Komunikati : Bahasa disebut komunikatif karena fungsi utama bahasa adalah sebagai alat berkomunikasi atau alat perhubungan antara anggota-anggota masyarakat.
Fungsi Umum
Secara umum fungsi bahasa sebagai alat komunikasi menurut Santoso,dkk adalah :
~ Fungsi Informasi yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antara anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat.
~ Fungsi Ekspresi diri yaitu untuk menyalurkan perasaan sikap, gagasan,emosi, atau tekanan-tekanan perasaan pembaca
~ Fungsi Adaptasi dan Integrasi yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat.
~ Fungsi Kontrol Sosial yaitu bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi menurut Hallyday adalah :
~ Fungsi instrumental yaitu bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu.
~Fungsi regulatoris yaitu bahasa digunakan untuk mengendalikan perilaku orang lain.
~ Fungsi intraksional yaitu bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain.
~ Fungsi personal yaitu bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi
~ Fungsi heuristik yaitu bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
~ Fungsi imajinatif yaitu bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi.
~ Fungsi representasional yaitu bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi.
Fungsi khusus
Fungsi khusus bahasa indonesia sebagai bahasa nasional adalah sebagai berikut :
~ Bahasa resmi kenegaraan
~ Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
~ Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional, serta kepentingan pemerintah
~ Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Fungsi bahasa sebagai bahasa baku
Fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa baku adalah sebagai berikut :
~ Fungsi Pemersatu yaitu untuk mempersatukan suku bangsa yang berlatar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
~ Fungsi Pemberi Kekhasan yaitu untuk membedakan bahasa itu dengan bahasa lain.
~ Fungsi Penambah Kewibawaan yaitu untuk menambah kewibawaan atau prestise.
~ Fungsi sebagai Kerangka Acuan yaitu bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang menjadi tolak ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan bahasa.
Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.
Ragam Bahasa Indonesia
Pengertian ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda, topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta medium pembicara. Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa.
Dialek dibedakan atas hal ihwal berikut:
1. Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari eka bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan.
2. Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek wanita dan dialek remaja.
3. Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.
4. Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak dan tidak terhad. Maka itu, ia dibagi atas dasar pokok pembicaraan, perantara pembicaraan, dan hubungan antarpembicara.
Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi:
1. ragam undang-undang
2. ragam jurnalistik
3. ragam ilmiah
4. ragam sastra
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibagi atas:
1. ragam lisan, terdiri dari:
1. ragam percakapan
2. ragam pidato
3. ragam kuliah
4. ragam panggung
2. ragam tulis, terdiri dari:
1. ragam teknis
2. ragam undang-undang
3. ragam catatan
4. ragam surat-menyurat
Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk:
1. komunikasi resmi
2. wacana teknis
3. pembicaraan di depan khalayak ramai
4. pembicaraan dengan orang yang dihormati
Selain keempat penggunaan tersebut, dipakailah ragam bukan baku.
Ragam bahasa baku
Ragam bahasa baku menggunakan kaidah bahasa yang lebih lengkap. Ciri ragam baku adalah:
~Memiliki sifat kemantapan dinamis, artinya bahasa baku harus memiliki kaidah dan aturan yang relatif tetap dan luwes.
~Kecendekiaan artinya bahasa baku sanggup mengungkapkan proses pemikiran atau penalaran yang rumit di berbagai ilmu dan teknologi.
~Keseragaman kaidah artinya keseragaman aturan atau norma.
• Ciri-ciri ragam bahasa baku : Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa ini lazim digunakan dalam:
1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2. Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.
3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya. Pemakaian (1) dan (2) didukung oleh bahasa baku tertulis, sedangkan pemakaian (3) dan (4) didukung oleh ragam bahasa lisan. Ragam bahasa baku dapat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Penggunaan Kaidah Tata Bahasa
Kaidah tata bahasa normatif selalu digunakan secara ekspilisit dan konsisten. Misalnya:
1. Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara ekpilisit dan konsisten.
Misalnya:
Bahasa baku
- Gubernur meninjau daerah kebakaran.
- Pintu pelintasan kereta itu kerja secara otomatis.
2. Pemakaian kata penghubung bahwa dan karena dalam kalimat majemuk secara ekspilisit. Misalnya:
Bahasa Baku
- Ia tidak tahu bahwa anaknya sering bolos.
- Ibu guru marah kepada Sudin, ia sering bolos.
3. Pemakaian pola frase untuk peredikat: aspek+pelaku+kata kerja secara konsisten. Misalnya:
Bahasa Baku
- Surat anda sudah saya terima.
- Acara berikutnya akan kami putarkan lagu-lagu perjuangan.
Bahasa Tidak Baku
- Surat anda saya sudah terima.
- Acara berikutnya kami akan putarkan lagu-lagu perjuangan.
4. Pemakaian konstruksi sintensis. Misalnya:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- anaknya - dia punya anak
- membersihkan - bikin bersih
- memberitahukan - kasih tahu
- mereka - dia orang
5. Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsure gramatikal bahasa daerah. Misalnya:
Bahasa Baku
- dia mengontrak rumah di Kebayoran lama
- Mobil paman saya baru
Bahasa Tidak Baku
- Dia ngontrak rumah di Kebayoran lama.
- Paman saya mobilnya baru.
Penggunaan Kata-Kata Baku
Masuknya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim digunakan atau yang perekuensi penggunaanya cukup tinggi. Kata-kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan khusus. Misalnya:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- cantik sekali - cantik banget
- lurus saja - lempeng saja
- masih kacau - masih sembraut
- uang - duit
- tidak mudah - enggak gampang
- diikat dengan kawat - diikat sama kawat
- bagaimana kabarnya - gimana kabarnya
Penggunaan Ejaan Resmi Dalam Ragam Tulisan
Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (singkat EyD) EyD mengatur mulai dari penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan angka penulisan unsur serapan, sampai pada penggunaan tanda baca. Misalnya:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- bersama-sama - bersama2
- melipatgandakan - melipat gandakan
- pergi ke pasar - pergi kepasar
- ekspres - ekspres, espres
- sistem – sistim
Penggunaan Lafal Baku Dalam Ragam Lisan
Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa Indonesia belum pernah ditetapkan. Tetapi ada pendapat umum bahwa lafal baku dalam bahasa Indonesia adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau lafl daerah.
Misalnya:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- atap - atep
- menggunakan - menggaken
- pendidikan - pendidi’an
- kalaw - kalo,kalo’
- habis - abis
- dengan - dengen
- subuh - subueh
- senin - senen
- mantap - mantep
- pergi - pigi
- hilang - ilang
- dalam – dalem
Penggunaan Kalimat Secara Efektip
Maksudnya, kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat menyampaikan pesan dengan pembicaraan atau tulisan kepada pendengar atau pembaca, persis seperti yang di maksud pembicara atau penulis.
Keefektipan kalimat ini dapat dicapai antara lain dengan:
1. Susunan kalimat menurut aturan tata bahasan yang benar, misalnya:
Bahasa Baku
- Pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
- Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan
keluarganya merasa tidak aman.
Bahasa Tidak Baku
- Di pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
- Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan
keluarganya.
2. Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yang logis didalam kalimat. Misalnya:
Bahasa Baku
- Dia datang ketika kami sedang makan.
- Loket belum dibuka walaupun hari sudah siang.
Bahasa Tidak Baku
- Ketika kami sedang makan dia datang.
- Loket belum dibuka dan hari tidak hujan.
3. Penggunaan kata secara tepat dan efesien. Misalnya:
Bahasa Baku
- Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah.
- Panen yang gagal memaksa kita mengimpor beras.
2003 Digitalized by USU digita library 4
Bahasa Tidak Baku
- Korban kecelakaan bulan ini naik.
- Panen gagal memungkinkan kita mengimpor beras.
4. Penggunaan pariasi kalimat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang
ingin ditonjolkan. Misalnya:
Kalimat Biasa
- Dia pergi dengan diam-diam.
- Dengan pisau dikupasnya mangga itu.
Kalimat Bertekanan
- Dengan pisau dikupasnya mangga itu.
Kalimat Bertekanan
- Pergilah daia dengan diam-diam.
- Dengan pisaulah dikupasnya mangga itu.
Ragam bahasa ditinjau dari sudut pandang penutur terdiri atas :
~ Ragam Daerah, dikenal dengan nama logat atau dialek. Ragam daerah biasanya memiliki ciri khas yang meliputi tekanan,intonasi, dan panjang pendeknya bunyi.
~ Ragam Pendidikan, dapat dibagi atas ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku.
~ Sikap Penutur, mencakup sejumlah corak bahasa Indonesia yang masing-masing pada asasnya tersedia bagi tiap-tiap pemakai bahasa.
Ragam bahasa menurut jenis pemakaiannya terdiri atas :
~ Ragam dari sudut pandang bidang atau pokok persoalan, artinya ragam bahasa antara bidang tertentu dengan bidang lain adalah berbeda.
~ Ragam menurut sarananya, terdiri dari ragam lisan dan tulisan
~ Ragam yang mengalami gangguan pencampuran
Ragam bahasa menurut sarananya :
~ Ragam lisan, diperjelas dengan intonasi yaitu: tekanan, nada, tempo, suara, dan pemberhentian.
~ Ragam tulisan, diperjelas oleh bentuk, pola kalimat dan tanda baca.
Ragam bahasa menurut bidang wacana :
~ Ragam Ilmiah yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah, ceramah, tulisan-tulisan ilmiah.
~ Ragam Populer yaitu bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari dan dalam tulisan populer.
Ragam Bahasa Tidak Baku
Saat kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan dan kesempatan. Misalnya kapan kita mempunyai ragam bahasa baku dipakai apabila pada situasi resmi, ilmiah. Tetapai ragam bahasa non baku dipakai pada situas santai dengan keluarga, teman, dan di pasar, tulisan pribadi, buku harian. Ragam bahasa non baku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan
Bahasa tutur mempunyai sifat yang khas yaitu:
a. Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung.
b. Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari. Contoh: bilang, bikin, pergi, biarin.
Didalam bahasa tutur, lagu kalimat memegang peranan penting, tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur.
Ragam Bahasa Tulis dan Ragam Bahasa Lisan
Ada dua perbedaan antara ragam bahasa tulis dengan ragam bahasa lisan, yaitu suasana peristiwanya dan dari segi intonasi. Bahasa tulis perlu lebih jelas. Fungsi gramatikal, seperti subjek,predikat,objek dan hubungan antara setiap itu harus nyata dan erat. Kalimat harus lebih lengkap, ringkas, jelas, dan elok. Sedangkan dalam bahasa lisan, karena pembicara berhadapan langsung dengan pendengar, unsur subjek,predikat, dan objek kadang diabaikan.
Yang membedakan bahasa lisan dan tulisan adalah berkaitan dengan intonasi yang sulit dilambangkan dalam ejaan dan tanda baca, serta tata tulis yang dimiliki. Jadi, kadangkala bahasa tulisan perlu dirumuskan kembali jika ingin menyampaikan perasaan yang sama lengkapnya dengan ungkapan perasaan bahasa lisan.
Tiga karakteristik bahasa tulisan yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Acuracy (akurat) adalah segala informasi atau gagasan yang dituliskan dapat memberi keyakinan bagi pembaca bahwa hal tersebut masuk akal atau logis.
2. Brevety (ringkas) adalah gagasan yang tertulis yang disampaikan bersifat singkat karena tidak menggunakan kata yang mubazir dan berulang. Seluruh kata yang digunakan dalam kalimat ada fungsinya.
3. Claryty (jelas) adalah tulisan itu mudah dipahami,alur pikirannya mudah diikuti oleh pembaca. Tidak menimbulkan salah tafsir.
V. Kesimpulan
Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan tempat-tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku.
VI. DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Muh. Faisal, Kajian Bahasa Indonesia di SD 1
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar