Senin, 14 Mei 2012

Cerpen Romantis

Mendoan Cinta Mendoan, makanan khas dari Banyumas berupa tempe yang digoreng setengah matang memakai tepung terigu. Tempe yang digunakan adalah tempe khusus untuk mendoan, bentuknya lebih tipis dari tempe pada umumnya dan biasa disebut dengan tempe dobel, karena tiap satu bungkus tempe berisi dua buah tempe mendoan. “Segelas teh manis, ditemani sepiring mendoan takkan bisa mengalahkan kehangatan malam ini” iseng-iseng aku membaca statusnya malam itu di facebook. Tergelitik hatiku saat membaca status itu, terlintas sedikit tanya dalam benakku, ada apakah gerangan mengapa ia mengambil tema mendoan, yang merupakan makanan khas dari daerahku???? Apakah ia merindukanku??? Hati ini merasa mengembang saat pikiran itu melintas, namun segera saja kuhapus karena ku tak mau berharap terlalu banyak pada dirinya... “ Mau tak bawain mendoan pa mas???” tanyaku lewat komentar list. “ Boleh.... Kamu besok bawa ya???” tanpa kuduga ia mau membalas komentarku. “ Siiiip,,, tapi kamu goreng sendiri ya mas...............” aku mengiyakannya. “ Okeh... Pokoknya kutunggu yo.......” balasnya lagi. “ Enggih mas............. :D” aku menjawab. Aku tertawa tak henti-hentinya. Sungguh sesuatu yang diluar dugaan. Aku merasa memiliki beban untuk memenuhi permintaanya itu. Keesokan paginya, akupun pergi ke pasar untuk membeli tempe mendoan pesanan nya. Itu merupakankali pertamanya aku membeli tempe ke pasar, sunggh merupakan pengalaman yang luar biasa, meskipun harus dimarahi oleh ibu-ibu penjual tempe, aku rela....  Akhirnya kuputuskan untuk membeli tempe yang belum jadi, agar nanti saat aku tiba di kota T, tempe tersebut telah matang dengan sempurna dan tidak membusuk. Hari itu juga aku bertolak ke kota T, dengan segenggam asa, dan sejumput harapan. Harapan untuk meraih mimpi, cinta dan cita yang kuyakini. Aku telah menyukainya, ya... Aku rasa aku mulai menyukai dan mendambanya, hanya saja aku tak berani untuk mengakui perasaan ini pada diriku sendiri. Mungkin ini lah yang aku sesali nantinya... Sungguh diluar dugaan, tempe yang kubawa tak matang sesuai prediksiku. Aku pun berusaha untuk menyampaikan hal yang sebenarnya, namun dia tetap saja menanyakan mendoan yang kujanjikan. Padahal, dalam perjanjian awal juga aku mestinya hanya memberikan tempe mendoan yang masih mentah.. huft, bagiku ini menjadi semacam tekanan yang cukup menyiksa. Akhirnya, setelah mengulur-ulur waktu dengan berbagai macam alasan, akhirnya tempe yang kunantikan telah selesai berfermentasi. Akupun segera menyiapkan segala macam peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk memasak. Sial bagiku, baru saja kunyalakan kompor, api tiba-tiba padam.. Bersambung......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar